Kamis, 27 September 2012

Laporan Keuangan Akuntansi



Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.

Jenis jenis laporan keuangan yaitu:
  1. Neraca
  2. Laporan laba rugi
  3. Laporan laba ditahan
  4. Arus kas bersih
  5. Laporan arus kas

NERACA
Sebuah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, kewajiban, dan ekuitas yang dihubungkan dengan persamaan akuntansi berikut:


Aset atau aktiva adalah sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal debit

Kewajiban adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Kewajiban adalah kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Contoh kewajiban adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara.

Kewajiban dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
  1. Kewajiban jangka pendek - kewajiban yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain.

  1. Kewajiban jangka panjang - kewajiban yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain.
Ekuitas pemilik yaitu hak pemilik
LAPORAN LABA RUGI
Adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
Pendapatan – Beban = Laba
Pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Konsep ini diterapkan dengan memadankan beban dan pendapatan yang dihasilkan dalam periode terjadinya beban tersebut.
LAPORAN ARUS KAS
            Adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Selain itu juga melaporkan dampak dari aktivitas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selama satu periode akuntansi.

Manfaat informasi arus kas

  • Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya.
  • Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.
  • Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah.
STRUKTUR MODAL dan KEUANGAN
struktur modal sangat berbeda dengan struktur keuangan. Struktur keuangan menyatakan dengan cara bagaimana harta perusahaan dibiayai. Struktur keuangan adalah keseluruhan yang terdapat di dalam Neraca sebelah kredit. Pada neraca sebelah kredit terdapat hutang jangka panjang maupun jangka pendek, dan modal sendiri baik jangka
panjang maupun jangka pendek. Jadi
 struktur keuangan mencakup semua pembelanjaan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Sebaliknya struktur modal hanya menyangkut pembelanjaan jangka panjang saja. Tidak termasuk pembelanjaan jangka pendek. Struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah kombinasi dari utang dan ekuitas yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Pada saat tertentu, manajemen perusahaan menetapkan struktur modal yang ditargetkan, yang mungkin merupakan struktur yang optimal, tapi target tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu. Struktur modal lebih menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan. 
Komponen Struktur Modal
1. Hutang Jangka Panjang
Jumlah hutang di dalam neraca akan menunjukkan besarnya modal pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman ini dapat berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, tetapi pada umumnya pinjaman jangka panjang jauh lebih besar dibandingkan dengan hutang jangka pendek.
Menurut Sundjaja dan Barlian (2003, p.324), “hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun, biasanya 5 – 20 tahun”. Pinjaman hutang jangka panjang dapat berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi, dalam
 surat obligasiditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu pelunasan obligasi tersebut).
Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditur (debt ratio) dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka panjang dengan total asset. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan manajemen sehingga memilih untuk menggunakan hutang menurut Sundjaja at. al (2003) adalah sebagai berikut:
  1. Biaya hutang terbatas, walaupun perusahaan memperoleh laba besar, jumlah bunga yang dibayarkan besarnya tetap.
  2. Hasil yang diharapkan lebih rendah daripada saham biasa
  3. Tidak ada perubahan pengendalian atas perusahaan bila pembiayaan memakai hutang.
  4. Pembayaran bunga merupakan beban biaya yang dapat mengurangi pajak
    Fleksibilitas dalam struktur keuangan dapat dicapai dengan memasukkan peraturan penebusan dalam perjanjian obligasi.
Kreditur (investor) lebih memilih menanamkan investasi dalam bentuk hutang jangka panjang karena beberapa pertimbangan. Menurut Sundjaja at. al (2003), pemilihan investasi dalam bentuk hutang jangka panjang dari sisiinvestor didasarkan pada beberapa hal berikut:
  1. Hutang dapat memberikan prioritas baik dalam hal pendapatan maupun likuidasi kepada pemegangnya.
  2. Mempunyai saat jatuh tempo yang pasti.
  3. Dilindungi oleh isi perjanjian hutang jangka panjang (dari segi resiko).
  4. Pemegang memperoleh pengembalian yang tetap (kecuali pendapatanobligasi).
2 . Modal Sendiri
Menurut Wasis (1981), dalam struktur modal konservatif, susunan modal menitikberatkan pada modal sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan hutang dalam pembiayaan perusahaan mengandung resiko yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Menurut Sundjaja at al. (2003, p.324), “modal sendiri/equity capital adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan oleh pemilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan”.
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost. Keuntungan dari memiliki saham perusahaan bagi owner adalah control terhadap perusahaan. Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang menanggung resiko perusahaan. Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham. Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh tempo. Ada 2 (dua) sumber utama dari modal sendiri yaitu:

a) Modal saham preferen
Saham preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa hak istimewa yang menjadikannya lebih senior atau lebih diprioritaskan daripada pemegang saham biasa. Oleh karena itu, perusahaan tidak memberikan saham preferen dalam jumlah yang banyak.
Beberapa keuntungan penggunaan saham preferen bagi manajemen menurut Sundjaja at. al (2003) adalah sebagai berikut:
  1. Mempunyai kemampuan untuk meningkatkan pengaruh keuangan.
  2. Fleksibel karena saham preferen memperbolehkan penerbit untuk tetap pada posisi menunda tanpa mengambil resiko untuk memaksakan jika usaha sedang lesu yaitu dengan tidak membagikan bunga atau membayar pokoknya.
  3. Dapat digunakan dalam restrukturisasi perusahaan, merger, pembelian saham oleh perusahaan dengan pembayaran melalui hutang baru dan divestasi.
b) Modal saham biasa
Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian dimasa yang akan datang. Pemegang saham biasa kadang-kadang disebut pemilik residual sebab mereka hanya menerima sisa setelah seluruh tuntutan atas pendapatan dan asset telah dipenuhi.
Ada beberapa keunggulan pembiayaan dengan saham biasa bagi kepentingan manajemen (perusahaan), menurut Sundjaja at. al (2003), yaitu :
  1. Saham biasa tidak memberi dividen tetap. Jika perusahaan dapat memperoleh laba, pemegang saham biasa akan memperoleh dividen. Tetapi berlawanan dengan bunga obligasi yang sifatnya tetap (merupakan biaya tetap bagi perusahaan), perusahaan tidak
    diharuskan oleh hukum untuk selalu membayar dividen kepada para pemegang saham biasa.
  2. Saham biasa tidak memiliki tanggal jatuh tempo.
  3. Karena saham biasa menyediakan landasan penyangga atas rugi yang diderita para kreditornya, maka penjualan saham biasa akan meningkatkan kredibilitas perusahaan.
  4. Saham biasa dapat, pada saat-saat tertentu, dijual lebih mudah dibandingkan bentuk hutang lainnya. Saham biasa mempunyai daya tarik tersendiri bagi kelompok-kelompok investor tertentu karena (a) dapat memberi pengembalian yang lebih tinggi dibanding bentuk hutang lain atau saham preferen; dan (b) mewakili kepemilikan perusahaan, saham biasa menyediakan para investor benteng proteksi terhadap inflasi secara lebih baik dibanding saham preferen atau obligasi. Umumnya, saham biasa meningkat nilainya jika nilai aktiva riil juga meningkat selama periode inflasi.
  5. Pengembalian yang diperoleh dalam saham biasa dalam bentuk keuntungan modal merupakan obyek tarif pajak penghasilan yang rendah. (Weston & Copeland) Menurut Wasis (1981, p.81), “pemilik yang menyetorkan modal akan menjadi penanggung resiko yang pertama. Artinya bahwa pihak non pemilik tidak akan menderita kerugian sebelum kewajiban dari pemilik ditunaikan seluruhnya.
    Kerugian perusahaan pertama-tama harus dibebankan kepada pemilik. Dari segi investor (Sundjaja, 2003), keuntungan menggunakan saham (modal sendiri) adalah sebagai berikut:
    1. Memiliki hak suara (hak kendali) dalam perusahaan.
    2. Tidak ada jatuh tempo.
    3. Karena menanggung resiko yang lebih besar, maka kompensasi bagi pemegang modal sendiri lebih tinggi dibanding dengan pemegang modal pinjaman.





MELAKUKAN PEMASARAN ON-LINE



Pemasar dapat menjalankan pemasaran on-line dengan menciptakan kehadiran secara elektronis pada internet; berpartisipasi dalam forum, newsgroup , dan bulletin boards; memasang iklan on-line; komunitas web; menggunakan e-mail dan webcasting.
Kehadiran secara Elektronis
Ribuan bisnis telah menciptakan kehadirannya pada internet. Banyak dari situs Web itu menawarkan beragam jasa kepada para pengguna.
Secara alternatif, puluhan ribu perusahaan telah menciptakan situs Web mereka sendiri, umumnya dibantu oleh agen perancangan Web profesional.  Situs-situs itu terdiri dari 2 bentuk dasar :
1)      Situs Web perusahaan : sebuah perusahaan menawarkan informasi dasar tentang riwayat perusahaan, misi dan filosofi, produk dan jasa, serta lokasinya.
Situs-situs itu dicipta untuk menjawab pertanyaan pelanggan melalui e-mail, membangun hubungan pelangan yang lebih erat, dan menghassilkan ketertarikan terhadap perusahaan.
2)      Situ Web Pemasaran : Situs Web semacam ini dirancang untuk membawa calon pelanggan dan pelanggan lebih dekat kepada suatu pembelian atau hasil pemasaran lain.
Dalam rangka menarik pengunjung, perusahaan mempromosikan situs Web-nya melalui iklan cetak dan radio, selalu iklan spanduk yang populer pada situs Web lain.
Memasang Iklan On-line
Perusahaan dapat memasang iklan on-line agar dapat menempatkan iklan yang diklasifikasikan ke dalam bagian khusus yang ditawarkan oleh layanan online komersial utama.
Iklan itu meliputi iklan spanduk, windows yang sedang populer,”telegrapg” (tickers) ( spanduk yang bergerak di seluruh layar ), dan “roadblocks” ( iklan layar penuh yang harus di klik pemakai untuk mendapatkan layar lain.
Forum, Newsgroups, Bulletin, Boards, dan Komunitas Web
Perusahaan dapat memutuskan untuk berpartisipasi dalam atau mensponsori forum Internet, newsgroups, dan bulletin boards yang mempunyai daya tarik bagi kelompok minat khusus.
Forum adalah kelompok diskusi yang berada dalam layanan on-line komersial.
Newsgroups adalah forum versi internet dan terbatas pada orang yang memasang dan membaca  pesan tentang topik tertentu.
Bulletin board system (BBS) adalah layanan on-line khusus yang berpusat pada topik atau kelompok tertentu.
Komunitas Web adalah situs Web yang disponsori secara komersial di mana para anggota berkumpul secara on-line dan bertukar pendapat tentang isu-isu yang menarik  minat bersama.

JANJI DAN TANTANGAN  PEMASARAN ON-LINE
Menurut pendukungnya, pemasaran on-line akan membawa perubahan mendalam terhadap berbagai sektor perekonomian.
Para penggemar juga melihat pemasaran on-line sebagai pemasar yang dapat mencapai pasar global dan mengubah perdagangan dunia.
Pada saat yang sama, para komentator  Web yang kurang bergairah menyebutkan seumlah tantangan yang dihadapi oleh pemasar on-line:
a)      Paparan dan pembelian konsumen yang terbatas
b)      Psikografik dan demografik yang tidak simetris: para pengguna on-line lebih berorientasi ke kalangan atas dan teknis dibanding populasi umum,menjadikan mereka ideal untuk komputer,barang elektronik, dan layanan finansial namun kurang ideal untuk produk-produk pada umumnya.
c)      Semrawut dan kacau: internet menawarkan jutaan situs Web dan volume informasi yang jumlahnya mengejutkan.
d)     Keamanan
e)      Masalah-masalah etika
f)       Serangan balasan konsumen
ISU PUBLIK DAN ETIKA DALAM PEMASARAN LANGSUNG
Para pemasar langsung dan pelanggan mereka biasanya menikmati hubungan yang saling menguntungkan. Namun, kadang-kadang, sisi gelap muncul seperti adanya :
1.      Gangguan : peningkatan umlah penjualan yang agresif dan usaha pemasaran langsung.
2.      Ketidakadilan : mengambil keuntungan dari pembeli impulsif atau yang kurang canggih.
3.      Penipuan dan kecurangan : merancang surat dan menulis teks surat yang bertujuan untuk menyesatkan pembeli.
4.      Pelanggaran privasi.


MVA dan EVA

Dalam pembahasan data akuntansi maupun data yang dimodifikasi di bagian sebelumnya, harga saham sama sekali tidak disebut-sebut. Karena sasaran utama mnajemen adalah untuk memaksimalkan harga saham perusahaan, maka kita perlu memperhitungkan pula harga-harga saham. Para analisis keuangan oleh sebba itu telah mengembangkan dua ukuran kinerja, yaitu Nilai Tambah Pasar (market value added-MVA) dan Nilai Tambah Ekonomi (economic value added-EVA)
Nilai tambah pasar MVA
Sasaran utama dari kebanyakan prusahaan adalah untuk memaksilamalkan kekayaan pemegang asaham. Sasaran ini sudah pasti akan menguntungkan pemegang saham, tetepi juga akan membantu untuk memastikan bahwa sumber daya yang terbatas telah dialokasikan secara efisien, yang akan memberikan keuntungan pada ekonomi. Kekayaan pemegang saham akan dimaksimalkan dengan meminimalkan perbedaan antara nilai pasar dari saham perusahaan dan jumlah modal ekuitas yang telah diberikan oleh pemegang saham. Perbedaan ini disebut sebagai Nilai Tambah Pasar MVA.
MVA = Nilai Pasar dari Saham – Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham
= (saham beredar)(harga saham) – Total ekuitas saham biasa
Sebagai gambaran, lihat perusahaan contoh kita, Allied Food Products. Pada tahun 2002, total nilai ekuitas pasarnya adalah sebesar $1.150 juta, sedangkan neracanya menunjukkan bahwa saham telah menyetorkan $896 juta. Jadi, MVA Allied adalah sebesar $1.150 - $896 = $254 juta. Jumlah $254 juta ini mencerminkan perbedaan antara uang yang telah diinvestasikan oleh para pemegang saham Allied di dalam perusahaan sejak pendiriannya-termasuk juga laba ditahan –versus kas yang dapat mereka peroleh jika mereka menjual bisnis ini. Semakin tinggi MVA, semakin baik pekerjaan yang telah dilakukan oleh para manajer bagi pemegang saham perusahaan.
Nilai Tambah Ekonomi (EVA)
Jika MVA mengukur efek dari tindakan-tindakan manajerial dari sejak awal didirikannya oerusahaan, maka Nilai Tambah Ekonomi (EVA) menempatkan fokusnya pada keefektifan manajerial dalam suatu tahun tertentu. Rumus dasar dari EVA adalah sebagai berikut
EVA = NOPAT – Biaya modal operasi setelah pajak
= EBIT (1 – T) [(total modal operasi yang diberikan oleh investor ) x (persentase biaya modal setelah pajak)]
NOPAT(Net Operating After Tax) : laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT = Laba (Rugi) Usaha – Pajak)
Total modal operasi yang diberikan oleh investor adalah jumlah dari utang yang dikenakan bunga, saham preferen, dan ekuitas saham biasa yang digunakan untuk memperoleh aktiva operasi bersih perusahaan, yaitu modal kerja operasional bersih plus aktiva tetap bersih.
EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan, dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas, telah dikurangkan, sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas. Modal ekuitas memiliki biaya, karena dana yang diberikan oleh para pemegang saham dapat saja diinvestasikan di tempat lain di mana mereka tentunya juga akan mendapatkan pengembalian. Pemegang saham mengorbankan peluang untuk menginvestasikan dananya di tempat lain ketika memberikan modal kepada perusahaan. Pengembalian yang dapat diperoleh dari tempat lain atas investasi dengantingkat risiko yang sama mencerminkan biaya dari ekuitas modal. Biaya ini lebih merupakan biaya kesempatan daripada biaya akuntansi, namin biaya tersebut tetap cukup nyata.
Perhatikan ketika menghitung EVA kita tidak menambahkan kembali depresiasi. Meskipun bukanlah satu pengeluaran dalam bentuk kas, depresiasi adalah tetap merupakan suatu biaya,dan karenanya dikurangkan ketiak menentukan baik laba bersih maupun EVA. Perhitungan kita tentang EVA berasumsi bahwa depresiasi ekonomis yang sebenarnya dari aktiva tetap suatu perusahaan adalah sama persis dengan depresiasi yang digunakan untuk tujuan akuntansi dan perpajakan. Jika kenyataannya tidak seperti itu, harus diberlakukan peneyesuaian-penyesuaian untuk mendapatkan hasil EVA yang lebih akurat.
EVA menyajikan suatu ukuran yang baik mengenai sampai sejauh mana perusahaan telah memberikan tambahan nilai pada nilai pemegang saham. Oleh karenanya, jika manajer berfokus pada EVA, hali ini akan dapat membantu memastikan bahwa mereka telah menjalankan operasi dengan cara yang konsisten dengantujuan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Perhatikan pula bahwa EVA dapat dihitung untuk divisi-divisi sekaligus juga untuk perusahaan secara keseluruhan, sehingga dapat menjadi dasar yang berguna untuk menentukan kompensasi manajerial pada seluruh tingkatan.
Harga saham adalah $23 per lembar saham pada akhir tahun 2002, turun dari $26 per lembar saham pada akhir tahun 2001. Persentase biaya modal setelah pajaknya adalah 10,3 persen untuk tahun 2001 dan 10,0 persen untuk tahun 2002, dan tarif pajaknya adalah 40 persen. Pertama-tama perhatikanlah bahwa gabungan antara harga saham yang lebih rendah dan nilai buku ekuitas yang lebih tinggi (yang disebabkan oleh saldo laba yang ditahan selama tahun 2002) telah mengurangi MVA. MVA untuk tahun 2002 masih positif, tetapi $460 - $206 = $206 juta nilai pemegang saham telah hilang selama tahun 2002
Harga saham adalah $23 per lembar saham pada akhir tahun 2002, turun dari $26 per lembar saham pada akhir tahun 2001. Persentase biaya modal setelah pajaknya adalah 10,3 persen untuk tahun 2001 dan 10,0 persen untuk tahun 2002, dan tarif pajaknya adalah 40 persen, jumalh saham 50 juta lembar, nilai buku ekuitas tahun 2002 sebesar (-896) dan 2001 sebesar (-840), EBIT tahun 2002 ($283,8) dan 2001 ($263,0) .



Hubungan antara EVA dan MVA:
Jika sebuah perusahaan memiliki sejarah nilai-nilai EVA yang negatif, maka nilai MVA-nya kemungkinan juga negatif, begitu pula jika terdapat sejarah nilai-nilai EVA yang positif. Namun begitu, harga saham, yang merupakan unsur utama dalam perhitungan MVA, lebih tergantung kepada ekspektasi kinerja dimasa mendatang daripada suatu kinerja historis. Oleh sebab itu, sebuah perusahaan dengan sejarah nilai EVA yang negatif dapat saja memiliki nilai MVA yang positif, asalkan para investornya mengharapkan terjadinya suatu perubahan arah dimasa mendatang.
Pengamatan kedua bahwa ketika EVA dan MVA digunakan untuk mengevaluasi kinerja manajerial sebagian bagian dari program insentif, EVA adalah ukuran umum yang digunakan.
Alasannya:
1. EVA menunjukan nilai tambah yang terjadi selama suatu tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahaan sepanjang hidupnya.
2. EVA dapat diterpkan di masing-masing divisi atau unit-unit yang lain dari perusahaan besar, sedangakan MVA harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan.
Pihak-Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dari pengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak yang membutuhkan atau berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan antara lain: para pemilik perusahaan/pemegang saham, manajer perusahaan yang bersangkutan, banker, kreditor, investor, pemerintah, mereka yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda, beberapa kebutuhan ini adalah meliputi:
1.Para pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan akan berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan untuk dapat menilai sukses atau tidaknya manajer yang diberi kepercayaan orang pemegang saham mengendalikan/memimpin perusahaannya.
2.Manajer perusahaan yang bersangkutan
Laporan keuangan bagi manajer berguna untuk:
a. Mengukur biaya dan hasil (pendapatan) yang telah dicapai periode yang lalu.
b. Menilai mengukur efisiensi dari tiap-tiap bagian yang ada dalam perusahaan.
c. Menilai mengukur hasil kerja dari tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggungjawab
Banyak pihak yang mempunyai kepentingan untuk mengetahui lebih mendalam tentang laporan keuangan oleh perusahaan. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan dan tujuan tersendiri terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan, antara lain:
1. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat luas merupakan suatu jaminan terhadap uang yang disimpan di bank. Jaminan ini diperoleh dari laporan keuangan yang ada dengan melihat angka-angka yang ada di laporan keuangan. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dana dapat mengetahui kondisi bank bersangkutan.
2. Bagi Pemilik/Pemegang Saham
Bagi pemegang saham sebagai pemilik, memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan untuk kemajuan perusahaan dalam menciptakan laba dan pengembangan usaha bank tersebut. Penilaian pemegang saham akan lebih ditekankan pada kemampuan manajemen dalam mengembangkan modalnya untuk memperoleh laba yang rasional, dan kemampuan manajemen bank yang bersangkutan dalam mendukung perkembangan usahanya.
3. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, baik bank pemerintah maupun bank swasta adalah untuk mengetahui kemajuan dan kepatuhan bank dalam melaksanakan kebijakan moneter dan pengembangan sektor-sektor industri tertentu.
4. Pihak Perpajakan
Pihak pajak akan dapat lebih mudah menjalankan tugasnya dalam menetapkan besarnya pajak perseroan bagi bank yang bersangkutan, dengan mempelajari laporan keuangan yang telah diumumkan.
5. Bagi Karyawan
Karyawan berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan bank, sehingga mereka juga merasa perlu mengharapkan peningkatkan kesejahteraan apabila bank memperoleh keuntungan dan sebaliknya.
6. Bagi Manajemen
Untuk menilai kinerja manajemen bank dalam mencapai target-target yang telah ditetapkan. Kemudian juga untuk menilai kinerja manajemen dalam megelola sumber daya yang dimilikinya.